Sebuah jurnal, yang ditulis Andreas W. Arnold dan Peter H. Itin dan terbit bulan November di Official Journal of American Academy of Pediatrics, mempelajari sebuah kasus kelainan kulit pada anak laki-laki berumur 12 tahun akibat penggunaan laptop di pangkuan. Bocah itu menderita kelainan kulit bernama erythema ab igne atau dikenal juga dengan nama toasted leg syndrome.
Sindrom itu mengakibatkan warna kulit menjadi cokelat akibat terpapar panas atau sinar inframerah. Pada zaman dahulu, sindrom ini sering diderita oleh orang yang bekerja di dekat api atau tungku. Tapi, kasus erythema ab igne sudah berkurang drastis setelah teknik pemanasan terpusat dikembangkan.
Peneliti mengaku menemu kasus-kasus erythema ab igne baru yang disebabkan oleh laptop. "Tetapi memang masih jarang," jelas peneliti. Sejak tahun 2004, mereka cuma berhasil mencatat 10 kasus kelainan kulit akibat laptop. Kesepuluh kasus ini unik karena gejalanya muncul di sekitar paha dan bentuknya asimetris.
Anak laki-laki 12 tahun tersebut menderita kelainan kulit di paha sebelah kiri. Para peneliti menjelaskan kalau anak tersebut bermain dengan laptop di pangkuan beberapa jam per hari dan berlangsung selama berbulan-bulan. Si anak mengaku merasakan panas yang berasal dari sebelah kiri laptop tapi ia tidak mengubah posisi.
Pada beberapa kasus, meski jarang terjadi, erythema ab igne kronik bisa berubah menjadi squamouse cell carcinoma, semacam kanker. Hal ini yang membuat para peneliti semakin khawatir, apalagi mengingat kulit anak-anak sangat sensitif terhadap panas. "Laptop harus punya label peringatan," anjur peneliti.
0 Commet:
Posting Komentar